CERITA PENDEK
A. Pengertian
Kepanjangan cerpen adalah cerita pendek. Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa.
Cerita pendek (cerpen), merupakan cerita yang menurut wujudnya berbentuk pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya kurang dari 10.000 kata. Oleh karena itu, cerita pendek sering diungkapkan dengan cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk.
Cerpen adalah suatu cerita naratif fiktif yang dikarang oleh seorang. Cerpen bisa terinspirasi dari kisah nyata atau bahkan hanya bayangan pengarang atau fiksi dan merupakan alur imajinasi dari pengarangnya. Cerpen adalah karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang yang diceritakan secara ringkas dan berfokus pada suatu tokoh.
Cerita pendek pada umumnya bertema sederhana. Dalam contoh di atas, temanya tentang berburu tikus. Demikian halnya dengan jumlah tokohnya yang terbatas. Jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. Dalam cerpen tersebut terdapat rangkaian peristiwa mengenai perburuan tikus. Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang, yakni sekitar 2--3 orang. Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkung yang relatif terbatas, yakni di seputar rumah.
B. Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut:
1. Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
2. Habis dibaca dengan sekali duduk.
3. Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
4. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
5. Bersifat fiktif.
6. Hanya mempunyai 1 alur saja.
7. Bentuk tulisan singkat, lebih pendek dari novel.
8. Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
9. Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
10. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.
C. Struktur Cerita Pendek
Dalam memahami cerpen, kita harus mengetahui kerangka atau struktur dari sebuah cerpen. Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen merupakan unsur yang berupa alur, yakni jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.
a. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.
b. Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
c. Menuju pada adanya konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
d. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
e. Penyelesaian (ending atau coda)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun, ada pula cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca, ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.
D. Ciri Kebahasaan Cerpen
Cerpen juga memiliki ciri-ciri kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau yang ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, sepertiketikaitu, beberapa tahun yang lalu, telah terjadi.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu
(konjungsi kronologis), contoh: sejak saat itu, setelah itu, mulamula, kemudian.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang, contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, contoh: merasakan, menginginkan,mengarapkan, mendambakan, mengalami.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh:
Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
“Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya.
“Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.
Contoh:
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepatberada di tempatnya sekarang, teratur rapi dan tertata dengan baik. Ia adalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli dalam membuat ragam makanan Timur dan Barat ‘yang sangat sedap’. Ayahnya telah menjadi pencandu beratnya.
E. Nilai-nilai dalam Cerita Pendek
Cerpen dan novel adalah salah satu karya sastra. Biasanya di dalam karya sastra ada banyak nilai kehidupan yang bisa kita ambil, yaitu nilai moral, sosial, religius, budaya, pendidikan, etika, estetika, politik, patriotik, psikologi, ekonomi, historia, dan sebenarnya masih ada banyak lagi.
Berikut beberapa nilai kehidupan dalam Cerpen beserta Contohnya:
1. Nilai Moral
Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan perangai, budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh, dialog, dan lain-lain.
2. Nilai Sosial
Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial antarmanusia). Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan antartokoh.
3. Nilai Agama/Religius
Nilai Agana/Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal.
4. Nilai Budaya
Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh.
5. Nilai Pendidikan/Edukatif
Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran.
6. Nilai Etika
Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan sopan santun dalam aspek kehidupan. Merupakan bagian dari nilai moral.
7. Nilai Estetika
Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh.
No comments